MONUMEN JALESVEVA JAYAMAHE
Posted by
Tiar Bahtiar at Rabu, 23 Desember 2009
KOMANDO ARMADA RI KAWASAN TIMUR
DINAS PENERANGAN
MONUMEN JALESVEVA JAYAMAHE
Monumen Jalesveva Jayamahe menggambarkan seorang perwira menengah TNI Angkatan Laut berpakaian lengkap (tenue PDU-I) menatap kea rah laut,mewakili generasi penerus dengan penuh keyakinan dan kesanggupan siap menerjang ombak dan menempuh badai menuju arah yang ditunjukkan,yaitu cita-cita bangsa Indonesia.
Dengan demikian monument Jalesveva Jayamahe juga menggambarkan Tetengger yaitu dilaksanakan tongkat estafet dari generasi baru menyelesaikan tugas kepada genarasi yang akan melaksanakan tugas berikutnya.Monumen yang dibangun di bagian ujung dermaga Madura ini juga akan dapat digunakan sebagai menara lampu pemandu (Mercusuar) bagi kapal-kapal yang akan berlayar disekitarnya.
Patung yang tingginya 31 meter tersebut terdiri atas gedung setinggi 29 meter pada sebagian dinding gedung ini dibuat diorama sejarah kepahlawanan pejuang-pejuang bahari (TNI AL) sejak lama para revolusi phisik sampai tahun 90-an.Gedung ini sekaligus juga sebagai “EXECUTIVE MEETING ROOM” sebagai pematung dan arsitek ke seluruh bangunan adalah Drs.Nyoman Nuarta,dkk yang tergabung dalam Nyoman Nuarta Group.
Pembangunan dilaksanakan sejak tahun 1990 dan diresmikan pada bulan Desember 1996 oleh Soeharto. Pembangunan monument yang menelan biaya cukup besar itu dananya diperoleh dari swadaya warga TNI AL dan bantuan dari masyarakat secara suka rela baik berupa sponsorship dari perusahaan-perusahaan maupun pihak lain yang tertarik pada pembangunan Museum Jelesveva Jayamahe
KONSEP GAGASAN
Melatar belakangi dibangunnya monument Jalesveva Jayamahe adanya gagasan bahwa bagaimanapun majunya suatu bangsa hendaknya harus tetap berpijak pada sejarah.Dalam artian lain,Bangsa yang besar adalah Bangsa yang bias menghargai jasa Pahlawannya.
Dari sekian banyak Pahlawan dan sesepuh yang telah berusaha dalam merintis menegakkan dan mengisi kemerdekaan dan Negara Republik Indonesia,termasuk didalamnya para pahlawan.Yang pengabdiannya melalui TNI Angkatan Laut.Tak ternilang pengorbanan yang telah merekasumbangkan. Bahkan jiwapun mereka beriakan. Hanya sebagian kecil dari mereka yang kita kenal, nama-nama beberapa Pahlawan diantaranya telah diabadikan menjadi nama-nama Kapal Perang Republik Indonesia ataupun bangunan-bangunan penting.
Selain sebagai tanda penghargaan dan kenag-kenangan dari generasi penerus yang masih hidup, juga diharapkan dapat memberi dorongan untuk meneruskan perjuangan mereka menuju tercapainya cita-cita Angkatan Laut yang jaya dalam wadah Negara Republik Indonesia yang adil dan makmur.
Namun generasi penerus masih merasa belum cukup, bahkan merasa kurang terus dalam membalas jasa-jasa dan memberi penghargaan bagi mereka, serta yakin tiada jumlah yang layak dan tiada penghargaan yang sepadan dengan pengorbanan yang telah mereka beriakan. Walaupun para Pahlawan tiada mengharapkan imbalan apapun namun diharapkan untuk meneruskan tekad dan semangatnya melalui perjuangan dalam mengisi kemerdekaan.
Tahun 1990, setelah diplokamirkan Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 19945, kemerdekaan Negara tercinta ini genap berusia 45 tahun. Tongkat estafet perjuangab telah dialihkan kepada generasi dan penerus Pembangunan. Karena itu tahun 1990,dapat dianggap tonggak dalam sejarah perjuangan bangsa.
Karena itu pula, pada tahun yang istemewa tersebut, generasi penerus TNI AL bersama masyarakat yang lain, ingin menghadirkan sesuatu yang istemewa berupa pembangunan suatu monument yang peletakan batu pertama dilaksanakan pada tanggal 5 Desembar 1990.
Dengan pembangunan monument ini, generasi penerus mencoba merekam langkah-langkah heroic para pendiri dan sesepuh TNI AL dalam pengabdianya merintis,menegakkan dan mengisi kemerdekaan melalui Angkatan Laut, dan sekaligus diharapkan dapat mengobarkan semangat perjuangan untuk mengisi kemerdekaan bagi generasi penerus saat ini dan selanjutnya.
Dalam Pergelaran peristiwa sejarah TNI AL berikutnyapun,Ujung berperan sangat penting,Yaitu merupakan pangkalan utama (Home Base) kapal-kapal perang TNI AL terbesar sampai sekarang. Sehingga tidaklah terlalu mengada-ngada bila sebagian masyarakat menamakan kota Surabaya sebagai kota pelaut atau kota Angkatan Laut.Karena itu layaklah bila Monumen Jalesveva Jayamahe dibangun di Ujung Syrabaya.
Selain itu diharapkan pulapendirian monument ini dapat menambah semaraknya Ujung Surabaya yang berarti ikut menambah indahnya Surabaya sebagai kota Pahlawan dan Indardi (Industri,Perdagangan,Maritim dan Pendidikan).