Iklan Rokok Mengepung Wonogiri
Posted by
Tiar Bahtiar at Minggu, 02 Agustus 2009
Penetrasi iklan-iklan rokok itu begitu merajalela dan nyaris tidak menyisakan pertimbangan estetika. Para birokrat itu jelas mengidap sakit miopia, cadok, sehingga tidak mampu memikirkan dampak ancaman terhadap kesehatan yang serius akibat rokok yang bakal harus dibayar lunas oleh generasi muda Wonogiri di masa depan.
Sebagai ilustrasi, silakan simak gambaran mengejutkan di balik iklan-iklan rokok itu sebagaimana berita di harian Jawa Pos Radar Yogya yang dikutip BBC (14/12/2007). Harian itu melaporkan hasil seminar “Studi Kelayakan Penyusunan Perda Pembatasan Rokok” di Yogyakarta (13/12/07), mengajukan fakta bahwa dua pertiga dari 19 juta penduduk miskin Indonesia adalah perokok.
Lebih lanjut, data menunjukkan bahwa untuk mendukung kebiasaan buruk yang mencandu itu, pada sepanjang tahun 2006 saja mereka telah rela menghabiskan uangnya untuk membeli rokok sebesar 23 triliun rupiah. Angka pemborosan uang itu bisa untuk membeli 5,8 juta ton beras. Dana yang sama juga lebih besar dibanding dana APBN untuk subsidi BBM yang diperuntukkan bagi mereka.
Data di atas sebagai bukti betapa Indonesia dan termasuk pula Wonogiri, sekarang memang menjadi surga sekaligus medan perang industri rokok. Baik yang berasal dari dalam negeri atau pun dari luar negeri.